Minggu, 24 Oktober 2010

B. Ular Berbisa Menengah

1.    Ular Sowo Bajing (Boiga Drapiezii)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 130 – 220 cm, warna kulitnya coklat muda.
  • Habitat: Hutan bakau, dataran rendah / kaki bukit hutan tropis, sungai.
  • Makanan: Burung, telur mereka sendiri, kadal, kodok, dan ular.
  • Kebiasaan: Arboreal sebagian besar nocturnal, sering kali melingkar / bergelantungan pd cabang pohon, sesekali mencari makan di dasar hutan.
  • Tipe gigi: Ophiestoglypha
  • Racun dominan: Belum diketahui.
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit dan sedikit rasa panas pd luka.
  • Efek racun pada tubuh: Terasa seperti demam bagi yang anti bodinya kurang bagus.
  • Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa menengah.



2.    Ular Cincin Emas/Taliwongso (Boiga Dendrophila)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 120 – 250 cm, tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur, ada juga yang berwarna hitam putih, tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan, labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil, mata bulat dengan pupil mata elips vertikal.
  • Habitat: Hutan bakau, dataran rendah / kaki bukit hutan tropis, sungai.
  • Makanan: Burung, rodent, kadal, kodok, ikan, dan ular.
  • Kebiasaan: Arboreal sebagian besar nocturnal, sering kali melingkar / bergelantungan pd cabang pohon, sesekali mencari makan di dasar hutan, perenang handal, jika diganggu akan membuka mulutnya cukup lebar dan membentuk posisi siaga dan jika menggigit maka mangsanya akan di kunyah untuk mengalirkan bisanya, juga dpt membunuh mangsanya dgn cara membelit.
  • Tipe gigi: Ophiestoglypha
  • Racun dominan: Belum diketahui.
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit dan sedikit rasa panas pd luka.
  • Efek racun pada tubuh: Terasa seperti demam bagi yang anti bodinya kurang bagus.
  • Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa menengah.


3.    Marble Cat Snake  (Boiga Multimaculata)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 120 cm, warna kulitnya coklat muda dengan totol-totol coklat tua.
  • Habitat: Hutan tropis, dataran rendah sekitar sungai / kali pd ketinggian 1700 m.
  • Makanan: Burung, telur mereka sendiri, kadal, kodok dan ular.
  • Kebiasaan: Arboreal sebagian besar nocturnal, sering kali melingkar / bergelantungan pd cabang pohon, sesekali mencari makan di dasar hutan, perenang handal, jika diganggu akan membuka mulutnya cukup lebar dan membentuk posisi siaga dan jika menggigit maka mangsanya akan di kunyah untuk mengalirkan bisanya, juga dpt membunuh mangsanya dgn cara membelit.
  • Tipe gigi: Ophiestoglypha
  • Racun dominan: Belum diketahui.
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit dan sedikit rasa panas pd luka.
  • Efek racun pada tubuh: Terasa seperti demam bagi yang anti bodinya kurang bagus.
  • Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa menengah.


4.    Ular Kadut Air (Homalopsis Buccata)
  • Ciri-ciri fisik: Panjang tubuh dewasa sekitar 70 – 100 cm, tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan, kelabu kehijauan atau kelabu tua gelap sampai hitam, corak belang dengan bentuk yang tak beraturan, tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih, tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam, terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya, terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
  • Habitat: Sawah, sungai.
  • Makanan: Katak, ikan, reptile kecil lainnya.
  • Kebiasaan: Nokturnal (aktif pada malam hari).
  • Tipe gigi: Ophistoglypha, jika menggigit, giginya cenderung tertinggal
  • Racun dominan:
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit dan sedikit rasa gatal pada luka.
  • Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa ringan.


5. Ular Gadung Pucuk/Ulo Jangan (Dryophis Prasinus)
  • Ciri-ciri fisik: Tubuhnya panjang dan sangat kecil, panjang tubuh dewasa sekitar 80 – 200 cm, tubuh bagian dorsal berwarna hijau, hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat, saat ketakutan atau marah, bagian leher mengembang akan terlihat warna hitam putih dan biru, tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih, tubuh bagian ventral berwarna hijau, kepala panjang dengan dengan moncong meruncing , mata horizontal.
  • Habitat: Dataran rendah, hutan tropis, sungai.
  • Makanan: Burung, kadal, katak dan reptil kecil lainnya.
  • Kebiasaan: Diurnal (aktif pada siang hari), arboreal, dapat bergerak dengan cepat diantara semak atau cabang pohon dan juga sering di temukan pd dasar hutan (juvenile).
  • Tipe gigi: Ophiestoglypha.
  • Racun dominan:
  • Efek pada luka gigitan: Tidak terlalu sakit dan sedikit rasa panas pd luka.
  • Efek racun pada tubuh: Tidak ada efek yang berarti bagi manusia.
  • Efek klinis: Kemungkinan terkena bisa ringan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar